BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita
selalu di hadapkan dengan berbagai persoalan atau permasalahan, baik yang bersifat awam
maupun masalah
yang menuntun pemecahan secara sistematik. Masalah-masalah tersebut
pemecahannya sering dengan cara sederhana saja dan bersifat segera dan tidak
membutuhkan data-data pendukung.
Disamping masalah-masalah awam, ada
masalah-masalah yang pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan sejumlah
data pendukung yang dipergunakan untuk membuat keputusan dan menarik
kesimpulan. Masalah yang seperti inilah
yang menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini
menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya,
yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam usaha memecahkan masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur
prosedur penelitian sangatlah penting , bahkan lebih penting dari solusi atau
jawaban yang akan di peroleh/dicari, karena masalah yang dipiilih dapat
menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan
digunakan bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk
memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan banyak
fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait yang
mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu penelitian.Namun tidak semua
masalah itu harus dipecahkan dalam suatu penelitian. Namun tidak semua
masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Oleh karena itu makalah ini akan membahas
masalah-masalah dalam yang
dapat diselesaikan dengan suatu penelitian
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijabarkan diatas maka dapat kami rumuskan permasalahan - permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana
proses suatu penelitian ?
2. Jelaskan
unsur – unsur penelitian ?
3. Jelaskan
jenis investigasi kausal versus korelasional ?
4. Bagaimana
tinjauan unsur – unsur desain penelitian ?
C. Tujuan
Adapun
tujuan- tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Tujuan
umum
Makalah ini bertujuan untuk memberi informasi mengenai
pengantar penelitian.
2. Tujuan
khusus
Secara
khusus pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi nilai tugas kelompok mata
kuliah metodologi penelitian.
D.
Manfaat
Dalam
pembuatan makalah ini diharapkan dapat
memberikan berbagai manfaat bagi seluruh
pihak, sebagai berikut :
1. Manfaat
untuk lembaga
a. Sebagai
bahan referensi bagi perpustakaan
b. Sebagai
dokumentasi kerja mahasiswa pada dosen
2. Manfaat
untuk diri sendiri
a. Sebagai
uji materi akan pembelajaran
b. Sebagai media dalam pembahasan materi
3.
Manfaat untuk orang
lain
a. Dapat
membantu memberikan pengetahuan tentang penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Desain penelitian
Desain penelitian merupakan
rancangan penelitian yang di gunakan
sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan
berguna bagi semua pihak yang terlibat
dalam proses penelitian.
Sarwono
( 2006 ) mengungkapkan bahwa desain
penelitian bagaikan alat penuntun bagi
peneliti dalam melakukan proses penentuan instrument pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan
analisisnya. Sarwono
(2006) juga mengungkapkan lebih jelas lagi mengenai desain penelitian seperti
sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah
berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan
tujuan yang telah di tetapkan.
Menurut Sugiyono (2010) penjelasan
proses seperti teori sebagai berikut :
1. Sumber
masalah
2. Rumusan
masalah
3. Konsep
dan teori yang relevaan dan penemuan yang relevan
4. Pengajuan
hipotesis
5. Metode
penelitian
6. Menyusun
instrument penelitian
7. Kesimpulan
Berdasarkan proses
penelitian diatas, maka desain penelitian ini dijelaskan
sebagai berikut :
1. Sumber masalah
Peneliti melakukan survey awal untuk
menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan sutu pertanyaan
yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam
penelitian ini telah dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci
dalam identifikasi masalah dan rumusan masalah.
3. Konsep dan teori yang relevan dan
penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang
sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoretis
yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian
sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teortis
mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoretis yang menjadi dasar untuk
menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian
dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru
didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum
ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.
Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Net Interest Margin (NIM) dan
Loan To deposit Ratio (LDR). secara simultan dan parsial akan
berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) Bank BUMN di
Indonesia tahun 2004-2010.
5. Metode penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti
dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih
metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang
dikehendaki. Sedangkanpertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan
kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan
adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode analisis
kualitatif dan metode kuantitatif.
6. Menyusun instrumen penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai
dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini
digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen penelitian ini digunakan
sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang
didapatkan dari laporan keuangan tahunan perbankan, yaitu neraca dan laporan
laba rugi yang telah dipublikasikan yang termasuk ke dalam penelitian. Setelah
data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Pada
penelitian ini untuk menguji adanya hubungan pengaruh pengaruh Net Interest
Margin (NIM) (variabel independent) dan Loan To deposit Ratio
(LDR) (variabel independent) terhadap Return On Assets (ROA) (variabel
dependent) digunakan korelasi berganda.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari
suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan
menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengena solusi masalah yang
bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
Dari pernyataan tersebut, dapat di
simpulkan bahwa desain penelitian
merupakan sebuah rancangan yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
proses penelitian, mulai dari
perencanaan enelitian, proses penelitan, hingga pada pelaksanaan penelitan.
2.2 Tujuan Studi : Eksploratif,
Deskriptif, Pengujian Hipotesis, Analisis Studi Kasus
2.2.1 Eksploratif
Kuncoro (2009) menjelaskan bahwa studi eksploratif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menggabungkan pengetahuan dan dugaan yang
sifatnya masih baru dan untuk memberikan arahan bagi penelitian selanjutnya.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi situasi
penelitian dan tujuan atau data yang
diperlukan untuk penelitian. selanjutnya, penelitian eksploratifsangat
bermanfaat ketika si peneliti mengingatkan pemahaman situasi yang lebih baik
dan atau mengidentifikasi alternatif
keputusan.
Dalam praktek
penelitian eksploratif bisa dilakukan dengan empat prosedur, yaitu :
a. Teknik
infomassi kunci ( key informant technique ) metode ini dilakukan dengan cara
mencari dan mewawancarai beberapa orang ahli atau informasi kunci dibidang yang
berhubungan dengan situasi yang akan diteliti.
b. Focus
group interview atau focus group discussion. Cara ini dilakukan dengan membuat
forum diskusi yang tediri dari 8 sampai 12 orang. Forum diskusi ini diberi
suatu topic yang di sesuaikan dengan penelitian dan dibuat dalam situasi yang
informal dengan dipimpin oleh seorang moderator yang sudah terlatih dengan
baik.
c. Analisis
data sekunder ( secondary data analysis ) penelitian eksploratif juga bisa
mengambil data seekunder, yaitu mengumpulkan data dari data yang sudah ada
aatau yang sudah di publikasikan. Dengan cara ini akan menghemat waktu dan
biaya yang diperlukan.
d. Metode
studi kasus ( case study method ) metode studi kasus merupakan pengujian yang
mendalam terhadap unit yang berkepentingan, seperti pelanggan atau konsumen
took,penjual, perusahaan dan area pasar. Dengan metode ini, si peneliti bisa
memperoleh informassi secara detail tentang subyek yang diteliti.
Jadi dapat
disimpukan, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
situasi penelitian dan tujuan atau data
yang diperlukan untuk penelitian . Dalam praktek penelitian eksploratif bisa
dilakukan dengan empat prosedur, yaitu : Teknik infomassi kunci ( key informant
technique ), Focus group interview atau focus group discussion, Analisis data
sekunder ( secondary data analysis ), Metode studi kasus ( case study method )
2.2.2 Deskriptif
Furchan
(2004) menjelaskan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang di rancang untuk memperoleh informasi tentang
status suatu gejala saat penelitian di lakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam
penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang di berikan atau dikendalikan
serta yang ada uji hipotesis
sebagai mana yang tedapat pada penelitian eksperimen.
Kuncoro (2009) mengatakan bahwa penelitian deskriptif
meliputi pengumpulan data untuk di uji hipotesis atau menjawab pertanyaan
mengenai status terakhir dari subyek penelitian . tipe yang paling umum dari
penelitian deskriptif ini meliputi penilaian sikap atau pendapat terhadap
individu, organisasi, keadaan ataupun prosedur.
Studi deskriptif dilakukan untuk
memenuhi dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang
diteliti dalam suatu situasi.
Tujuan studi deskriptif adalah memberikan kepada
peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan
dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, oraganisasi, orientasi
industry atau lainnya.
Kelemahan utama dalam penelitan
deskriptif adalah kurangnya tanggapan suyek peneliti untuk mengembalikan daftar
pertanyaanatau datang ketempat wawancara yang telah di tentukan menyebabkan
rendahnya tanggapan terhadap penelitian yang dilakukan.Jika tanggapan yang ada
rendah kesimpulan yang benar atau valid tidak dapat ditemukan.
Manfaat penggunaan penelitian
deskriptif yang pertama adalah untuk studidalam bidang bisnis terutama
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis.Kedua, studi deskriptif di
gunakan untuk mengenali distribusi dan perilaku data yang kita miliki.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendekripsikan
sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang
kecenderungan yang tengah berlangsung.
2.2.3 Pengujian
Hipotesis
Kuncoro ( 2009 ) mengatakanbahwa pengujian hipotesis
merupakan bagian yang sangat
penting di
dalam penelitian. Bagian ini
yang menentukan apakah penelitian yang dlakukan cukup ilmiah atau tidak. Untuk
melakukan uji hipotesis, peneliti harus menentukan sampel , mengukur instrument
, desain, dan mengikuti prosedur yang akan menuntun dalam pencarian data yang
diperlukan. Data yang dikumpulkan kemudian di anlalisis melalui prosedur
analisis yang benar sehingga peneliti dapat melihat validitas dari hipotesis.
Analisis dari data yang dikumpulkan tidak menghasilkan hipotesis terbukti dan
tidak terbukti, melainkan mendukung atau tidak mendukung hipotesis.
Kesimpulannya adalah istilah
hipotesis berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo
artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah
kebenarannya.sedangkan thesis artinya
pernyataan atau teori. Karena hipotesis artinya pernyataan sementara yang masih
lemah kebenarannya, maka perlu di uji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis
ialah pernyataan sementara yang perlu di uji kebenarannya.
2.2.4 Analisis
Studi Kasus
Kuncoro ( 2009 ) mengatakan bahwa tujuan
studi kasus dan penelitian lapangan adalah mempelajari secara intensif latar
belakang, status terakhir dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu
satuan social seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas.
Studi kasus merupakan penyelidikan
mendalam mengenai suatu unit social sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran
yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.Cakupan
studi kasus dapat meliputi keseluruhan siklus kehidupan atau dapat pula hanya
meliputi segmen-segmen tertentu saja. Dapat terpusat pada beberapa faktor yang spesifik dan
dapat pula memperhatikan keseluruhan elemen atau peristiwa.
Dapat di simpulkan bahwa, dibandingkan
dengan penelitian survey yang biasanya menyelidiki sedikit variabel pada sampel
besar, studi kasus sebaiknya menyelidiki banyak variabel dan banyak kondisi
pada sampel yang kecil.
2.3 Jenis Investigasi Kausal versus Korelasional
2.3.1 Kausal
Menurut pendapat Azwar (1999), Penelitian
kausalitas selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
juga menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Dengan kata lain, study kausalitas mempertanyakan masalah sebab-akibat. Dalam
analisis kausaliitas, dibedakan menjadi:
1. Kausalitas
satu arah
X=>Y, artinya
X menyebabkan Y
Y=>X, artinya
Y menyebabkan X
2. Kausalitas
dua arah: Y óX , artinya ada hubungan simultan
antara Y dan X karena Y menyebabkan X,
dan X menyebabkan Y.
Kendati penelitian kausal-komparatif dan experimental merupakan dua
macam penelitian yang berbeda, namun keduanya memiliki beberapa persamaan.Kedua
metode penelitian ini berusaha untuk melihat adanya hubungan-akibat, juga
meliputi perbandingan antar grup.
Perbedaan utama antara keduanya
bahwa dalam penelitian experimental, pernyataan”sebab” dikendalikan, sedang
dalam penelitian kausal komparatif tidak. Dalam penelitian
experimental, aktivitas atau karakteristik yang dipercaya menyebabkan perubahan
disebut sebagai variabel bebas, sedangkan perubahan atau akibat yang
diperhitungkan terjadi atau tidak terjadi disebut sebagai variabel terikat,
artinya terikat kepada variabel bebas.
Jadi, penelitian ini merupakan study yang menyelidiki hubungan sebab-akibat, menyelidiki akibat yang
ditimbulkan oleh variabel bebas kepada variabel terikat.
Dalam studi eksperimental, peneliti
mengendalikan setidaknya satu variabel bebas dan mengamati akibat yang terjadi
kepada satu atau lebih variabel terikat.Esensi dari eksperimen adalah
pengendalian.
Dalam penelitian kausal-komparatif,
variabel bebas merupakan hal yang sudah terjadi dan tidak dikendalikan.Variabel
bebas yang secara alami tidak dapat dikendalikan misalnya jenis kelamin (pria
atau wanita).Variabel bebas yang secara alami tidak dapat dikendalikan misalnya
cacat fisik, dan variabel yang tidak perlu dikendalikan walaupun mungkin bisa,
misalnya metode pelatihan.Adanya hubungan sebab-akibat yang jelas dari hasil
penelitian kausal komparatif tidak terdapat pengendalian terhadap variabel
bebas, hasil dari penelitian ini pada umumnya bersifat tentarif.Namun demikian,
sisi positif dari penelitian ini adalah biaya penelitian yang relative murah
dan waktu yang lebih pendek apabila dibandingkan dengan penelitian
eksperimental.
2.3.2 Korelasional
Pendapat Azwar (1999), Penelitian
korelasional bertujuan menyelidik sejauh mana variasi pada satu variabel yang
berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien
korelasi. Penelitian ini sangat cocok bila variabel-variabel yang terlihat
sangat kompleks dan tidak dapat diteliti lewat metode eksperimentasi atau yang
variasinya tidak dapat dikendalikan.Dengan penelitian korelasional, pengukuran
terhadap beberapa variabel serta saling hubungan di antara variabel-variabel
tersebut dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang realistic.
Hal yang perlu diperhatikan adalah
bahwa penelitian korelasi tidak menjelaskan sebab-akibat, melainkan hanya
menjelaskan ada atau tidakadanya hubungan antara variabel yang diteliti.
Ada beberapa alternative teknik
yaitu: korelasi bivariate, korelasi berganda, korelasi sekuensial, korelasi
kanolikal, dan analisis frekuensi multiarah (multiway frequency analysis)
(Tabachnick & Fidell, 1996; 20-12). Teknik yang dipilih tergantung dari
jumlah variabel yang diamati, macam data yang digunakan kontiou atau diskrit
dan apakah variabel independen dapat dikonseptualkan sebagai kovariat (bila
dampak beberapa variabel independen diukur setelah dampak variabel independen
lain dihilangkan).
Jadi inti dari analisis korelasi
adalah mengukur kekuatan hubungan antarvariabel, tanpa menunjukkan adanya
hubungan sebab-akibat.Korelasi bivariant merupakan jenis korelasi yang paling
popular. Kolerasi bivariant menjelaskan hubungan linear antara 2 variabel, x
dan y.
2.4 Tingkat Intervensi Peneliti Terhadap Studi
Menurut Kuncoro (2009), tingkat
intervensi peneliti terhadap arus kerja ditempat kerja mempunyai keterkaitan
langsung dengan apakah studi yang dilakukan kausal atau korelasional.
2.4.1 Intervensi
Minimal
Peneliti tidak melakukan
intervensi dalam aktifitas yang diteliti.
2.4.2 Intervensi
Sedang
Peneliti tidak hanya mengumpulkan
data dari dua selang waktu yang berbeda, melainkan peneliti juga bermain
bersama, atau memanipulasi peristiwa normal dengan cara sengaja mengubah
tingkat emosi atau mempengaruhi, serta mengabaikan dibagian lain.
2.4.3 Intervensi
Berlebih
Dimana peneliti tidak hanya
dukungan yang dimanipulasi, tetapi juga situasi, menarik subjek keluar dari
lingkungan normal dan menempatkannya dalam keadaan yang benar-benar berbeda.
2.5 Situasi Studi : Diatur dan Tidak Diatur
Menurut Sekaran (2007) penelitian
organisasi dapat dilakukan dalam lingkungan
yang alami, dimana pekerjaan
berproses secara normal (yaitu dalam situsi tidak diatur) atau dalam keadaan
artificial dan diatur. Studi korelasi selalu dilakukan dalam situasi tidak
diatur, sedangkan kebanyakan studi kausal yang ketat dilaksanakan dalam situasi
lab yang diatur.
Studi korelasi yang dilakukan dalam
organisasi di sebut studi lapangan (field study). Studi yang dilakukan untuk
menentukan sebab-akibat menggunakan lingkungan alami yang sama, dimana karyawan
berfungsi secara normal disebut eksperimen lapangan ( field experiment).
Eksperimen yang dilakukan untuk
menentukan hubungan sebab-akibat yang melampaui kemungkinan dari setidaknya
keraguan memrlukan pembuatan sebuah lingkungan yang artivisial dan teratur,
dimana semua factor asing di control dengan ketat. Subyek yang sama di pilih
secara saksama untuk merespons stimuli tertentu yang dimanipulasi.studi
tersebut dianggap sebagai eksperimen lab ( lab experiment ).
Jadi kesimpulannya, penelitian
organisasi dapat dilakukan dalam lingkungan
yang alami, dimana pekerjaan
berproses secara normal (yaitu dalam situsi tidak diatur) atau dalam keadaan
artificial dan diatur. Studi korelasi selalu dilakukan dalam situasi tidak
diatur, sedangkan kebanyakan studi kausal yang ketat dilaksanakan dalam situasi
lab yang diatur.
2.6 Horizon Waktu : Studi versus Longitudinal
2.6.1 Studi
cross-sectional
Sekaran (2007) menjelaskan bahwa sebuah studi dapat di
lakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode
harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan
pennelitiaan. Studi semacam itu di sebut studi one-shot atau cross-sectional.
Menurut Notoatmodjo
(2002) survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek
penelitian diamati pada waktu yang sama. Desain ini dapat mengetahui dengan
jelas mana yang jadi pemajan dan outcome,
serta jelas kaitannya hubungan sebab akibatnya.
Nurdini (2006)
mengatakan bahwa penelitian cross sectional
ini, peneliti hanya mengobservasi fenomena pada satu titik waktu tertentu.
Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif,
penelitian cross-sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan
variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau
rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada satu
titik waktu tertentu. Namun penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan
untuk menjelaskan dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang
diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang
mempengaruhinya (Nurdini, 2006).
Jadi kesimpulannya desain penelitan ini
bertujuan untuk mendapatkan sebuah sampel dari populasi dalam suatu waktu.
Setelah itu, memeriksa status paparan
dan status penyakit pada titik waktu yang sama dari masing-masing individu
dalam sampel tersebut. Artinya, niat subyek penelitian hanya di observasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek
pada saat pemeriksaan.
2.6.2 Studi
longitudinal
Sekaran (2007)
menjelaskan bahwa data
dikumpulkan pada dua batas waktu berbeda, studi bukan termasuk cross-sectional
atau one-shot, namun membujur ( longitudinal ) melintasi suatu periode waktu.
Studi semacam itu, jika data variabel terikat di kumpulkan pada dua atau lebih
batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian , di sebut studi longitudinal.
Studi
longitudinal menelan lebih banyak waktu , usaha dan biaya di banding studi
cross sectional. Tetapi studi longitudinal yang di rencanakan dengan baik dapat
membantu mengidentifikasi hubungan sebab-akibat.
Dapat
disimpulkan bahwa penelitian longitudinal merupakan salah satu jenis penelitian
social yang bertujuan untuk mengetahui perubahan sikap, perilaku ataupun
mendapat sekelompok orang dari waktu ke waktu. Biasa dalam pengumpulan data
dalam penelitian longitudinal terbilang lama, karena pengumpulan data dilakukan
dua kali dalam penelitian. Namun demikian, penelitian longitudinal memiliki
kelebihan yaitu hasil penelitian yang di peroleh lebih spesifik sesuai dengan
topic yang di teliti. Sedangkan untuk kelemahannya penelitian ini cenderung
memerlukan tenanga, waktu serta dana yang lebih banyak.
2.7 Tinjauan
Unsur unsur Desain Penelitian
sekaran
( 2007 ) mengatakan bagian
ini menyimpulkan pembahasan mengenai isu
desain dasar yang terkait dengan tujuan studi, jenis investigasi, tingkat
intervensi peneliti, keadaan studi, unit analisis, dan horizon waktu. Peneliti
akan menentukan keputusan yang teapat untuk di buat dalam desain studi
berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan yang di
inginkan , dan pertimbangan biaya . kadang-kadang, karena waktu dan biaya,
seorang peneliti mungkin terbatas untuk menyelesaikan kurang dari desain
penelitian “ideal”.
Desain penelitiaan yang ketat yang
mungkin menuntut biaya lebih tinggi adalah perlu jika hasil studi sangat pentng
untuk membuat keputusan penting yang memengaruhi kelangsungan organisasi dan /
atau keberadaan sebagian besar anggota system. Baik sekali untuk memikirkan
persoalan keputusan desain penelitian, bahkan saat kerangka teoretis disusun. Peneliti harus sangat paham
mengenai setiap aspek yang di bahas dalam bab ini sebelum memulai pengumpulan
data.
Jadi kesimpulannya, peneliti akan
menentukan keputusan yang tepat untuk di buat dalam desain studi berdasarkan
definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan yang di inginkan , dan
pertimbangan biaya . Sangat baik sekali untuk memikirkan persoalan keputusan
desain penelitian, bahkan saat kerangka
teoretis disusun.
2.8 Implikasi Manajerial
Sekaran (2007) mengungkapkan bahwa manajer harus membuat
satu keputusan penting sebelum memulai studi yang berkaitan dengan bagaimana
keketatan studi seharusnya. Mengetahui bahwa desain penelitian yang lebih ketat
memakan sumber daya lebih banyak, manajer berada dalam posisi untuk menimbang
kepentingan masalah yang dialami dan memutuskan jenis desain seperti apa yang
dapat memberikan hasil yang bisa diterima dalam cara yang efisien. Contohnya, manajer mungkin
menentukan bahwa pengetahuan mengenai variabel apa yang berkaitan dengan
kinerja karyawan sudah cukup memadai untuk meningkatkan hasil kinerja dank
arena itu tidak ada keperluan untuk menemukan penyebab. Keputusan tersebut
tidak hanya akan menghassilkan penghematan sumber daya , namun juga menyebabkan
lebih sedikit gangguan pada kelancaran arus kerja karyawan dan menghindarkan keperluan untuk mengumpulkan
data secara longitudinal.
Jadi dapat di simpulkan bahwa
implikasi manajerial mengetahui bahwa desain penelitian yang lebih ketat
memakan sumber daya lebih banyak, manajer berada dalam posisi untuk menimbang
kepentingan masalah yang dialami dan memutuskan jenis desain seperti apa yang
dapat memberikan hasil yang bisa diterima dalam cara yang efisien
BAB 111
SIMPULAN
3.1 desain
penelitian seperti sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta
menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan
tujuan yang telah di tetapkan.
3.2 Studi
eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggabungkan pengetahuan
dan dugaan yang sifatnya masih baru dan untuk memberikan arahan bagi penelitian
selanjutnya. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang di rancang untuk memperoleh informasi tentang
status suatu gejala saat penelitian di lakukan.
3.3 Pengujian
hipotesis merupaan bagian yang sangat penting di dalam penelitian.
Bagian ini yang menentukan
apakah penelitian yang dlakukan cukup ilmiah atau tidak. Untuk melakukan uji
hipotesis, peneliti harus menentukan sampel , mengukur instrument , desain, dan
mengikuti proosedur yang akan menuntun dalam pencarian data yang diperlukan.
3.4 Penelitian
kausalitas selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
juga menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian korelasional
bertujuan menyelidik sejauh mana variasi pada satu variabel yang berkaitan
dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien
korelasi.
3.5 sebuah studi dapat
di lakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode
harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan
pennelitiaan. Studi semacam itu di sebut studi one-shot atau cross-sectional. Jika data variabel
terikat di kumpulkan pada dua atau lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan
penelitian , di sebut studi longitudinal.
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar,
Saifuddin. 1999. metode penelitian.Yogyakarta
: Pustaka Pelajar Offset
Furchan, A.
2004. Pengantar penelitan dalam
pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kuncoro,
Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis& Ekonomi.Jakarta : Erlangga
Notoatmodjo.
2002. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta
: PT Rineka Citra
Nurdini,
Allis. 2006. Cross-sectional vs
Longitudinal : Pilihan Rancangan Waktu dalam Penelitian Perumahan Permukiman. Puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/download/.../16449.
Diakses tanggal 8 November 2011
Sarwono,
Jonathan. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sekaran,
Uma.2007. Research Methods For Business
Buku 1 Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R & D.Bandung : Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar