BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Proses Penelitian merupakan kegiatan mengumpulkan
data, mengolah, menyajikan, dan menganalisis suatu data atau peristiwa.
Penelitian juga berarti melakukan kegiatan dengan langkah-langkah yang
sistematis dan terencana sejak persiapan atau perencanaan penyelenggaraan
penelitian sampai dengan tersusunnya sebuah laporan penelitian sistematis
artinya kegiatan penelitian dilakukan secara padu dan runtut (melalui jalur
atau urutan) dari satu aktivitas atau bagian-bagian kegiatan yang dilakukan
agar dicapai hasil yang optimal sedangkan terencana diksudkan bahwa penelitian
yang akan dilakukan harus dilakukan kegiatan persiapan dan pengkajian awal baik
dalam proses perencanaan dan maupun pengambialn keputusan (Supardi, 2005:37).
Menurut Tatang M. Amirin (dalam Supardi, 1997:9) “Proses Penelitan adalah proses pengumpulan,
pengolah, menyajikan, dan menganalisis data dengan menggunakan metode - motede
ilmiah guna menemukan atau mengembangkan, maupun menguji ilmu pengetahuan”.
Menurut McMillan dan Schumacher
(dalam Wiersma, 1991:7) mendefinisikan proses penelitian
sebagai suatu proses sistematik penumpulan dan penganalisisan informasi (data)
utuk berbagai tujuan.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa proses
penelitian adalah langkah-langkah untuk mengetahui dimana letak masalah yang
muncul dalam organisasi, serta mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan
mencari informasi yang diperlukan dalam pemecahan masalah lalu mengumpulkan
data yang didapat, menganalisis, mendefinisikan masalah, dan menarik kesimpulan
dari analisis data yang telah diperoleh untuk pemecahan masalah.
B. Identifikasi masalah
1. Bagaimana
proses untuk penelitian terapan dan dasar ?
2.
Bagaimana
mengidentifikasi bidang masalah yang luas ?
3.
Bagaimana cara
mengumpulkan data awal dari proses penelitian ?
4.
Bagaimana mengadakan survei literature ?
5.
Bagaimana
mendefiniskan masalah dengan baik ?
6.
Apa yang dimaksud Implikasi
manajerial ?
7. Pengaruh Isu etis dalam tahapan investigasi awal ?
C. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
proses-proses dalam penelitian.
2.
Tujuan Khusus
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah metodologi
penelitian.
D.
Manfaat
Makalah
ini dibuat sebagai pembelajaran awal untuk kita para mahasiswa dan menjadi acuan dalam melakukan proses
penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Proses
Penelitian untuk Penelitian Terapan dan
Dasar
Menurut
Sekaran (2007:10) Penelitian dasar adalah penelitian
yang terutama dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu
yang kerap terjadi dalam kontek organisasi dan mencari metode dalam pemecahannya.
Menurut Jujun
S. Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2010:3) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah
penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum
pernah diketahui. Hasil dari penelitian dasar adalah
pengetahuan umum dan hukum-hukum. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk
memecahkan masalah-masalah praktis dan penelitian murni tidak dibayang-bayangi
oleh pertimbangan penggunaan dari penemu tersebut untuk masyarakat.
Dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian dasar merupakan penelitian yang
dilakukan hanya untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai permasalahan-permasalahan
dalam penelitian.
Menurut Sekaran (2007:10) Penelitian
terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan maksud menerapkan hasil temuan
untuk memecahkan masalah yang spesifik yang sedang dialami oleh perusahaan.
Dalam
praktiknya, penelitian terapan tidak dapat dilepaskan dari teori terutama untuk
memberikan landasan / berpijak dari sudut mana pemecahan suatu masalah dibahas
atau diungkapkan.
Menurut Nawawi
& Martini (1996), ciri-ciri penelitian terapan sebagai berikut :
1.
Penelitian terapan
merupakan kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran yang objektif dan didukung
dengan data empiris.
2.
Penelitian terapan
memerlukan penggunaan metode yang tepat atau relevan.
3.
Penelitian terapan
perlu mempergunakan teori-teori dan pengalaman yang bersifat terpakai.
4.
Data yang terkumpul
harus lengkap dan objektif.
5.
Penelitian terapan
tidak hanya menyajikan data tetapi harus disertai juga dengan pengolahan data,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
6.
Penelitian terapan
perlu dilaporkan secara jelas dan sistematis, dengan mengikuti pola berfikir ilmiah
yang objektif, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian
terapan memiliki berbagai kekurangan. Jadi dapat disimpulkan penelitian terapan merupakan
penelitian yang dilakukan untuk mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang
dialami oleh suatu organisasi.
Proses penelitian dasar
dan terapan merupakan suatu perencanaan studi actual yang meliputi
mengidentifikasikan minat bidang penelitian yang luas, mengumpulkan data awal
melalui wawancara dan survei literatur,
menentukan masalah penelitian, mengidentifikasi dan menguraikan variabel dengan jelas, serta
penyusunan hipotesis.
2.2.
Bidang Masalah yang Luas
Dalam
Setyosari (2012:64)
Menyatakan Identifikasi masalah berarti mengenali masalah dengan cara mendaftarkan
faktor-faktor permasalahan. Tetapi identifikasi masalah bukan hanya sekedar
mendaftarkaan jumlah masalah tetapi kegiatan ini juga lebih dari pada itu
karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting
atau signifikansi untuk dipecahkan.
Dalam Usman dan Purnomo (2008) Menyatakan identifikasi masalah
adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah yang dimana suatu objek
tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Tujuan
identifikasi masalah yaitu agar kita maupun pembaca mendapat sejumlah masalah
yang berhubungan dengan judul penelitian.
Menurut M. Tahir (2011:19)
Identifikasi masalah sebenarnya dilakukan untuk menemukan ruang lingkup masalah
tertentu dalam ruang lingkup masalah tersebut, misalnya ditentukan bahwa
masalah tersebut dalam bidang pendidikan kemudian dipilih salah satu masalah
sesuai dengan kemampuan peneliti baik dari segi pelaksanaan ataupun
kurikulumnya.
Menurut Supardi (2005:53-57) dalam
rangka mempersiapkan kegiatan penelitian, peneliti sering dijumpai berhasil
mengumpulkan masalah-masalah penelitian yang sangat banyak. Namun dengan
demikian tidak semua masalah cocok atau relevan dan dapat memenuhi kreteria
untuk dilakukan penelitian. Banyak persyaratan atau ciri (kreteria) disebut sebagai
masalah yang baik. Sumadi Suryabrata dalam buku metodologi penelitian menyebutkan
bahwa untuk menentukan suatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti dapat
dilihat dari dua arah yaitu arah masalahnya (obyektif)
dan arah calon peneliti (subyektif),
yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
·
Untuk menentukan masalah
yang layak diteliti, dari arah masalahnya; pertimbangan akan dibuat atas dasar
sejauh mana penelitian masalah tersebut memberi sumbangan kepada pengembangan
ilmu dalam pemecahan masalah masalah praktisnya.
·
Untuk menentukan
masalah yang layak diteliti apakah sesuai dengan kemampuan (managable) calon peneliti yang dapat ditinjau dari segi biaya,
waktu, alat-alat dan perlengkapan, bekal kemampuan teoritis dan penguasaan
metode yang diperlukan.
Menurut
Nazir (1999), ciri-ciri masalah yang baik adalah:
1.
Masalah yang
dipilih harus mempunyai nilai penelitian
2.
Masalah yang
dipilih harus mempunyai fisibilitas
3.
Masalah yang
dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Penentuan
topik dan masalah penelitian menurut Sutrisno Hadi (1998) disarankan memenuhi
syarat “manageble topic” ; “obtainable data”; “significance of topic” dan “interest
topic”.
Dari tiga
pendapat penulis tersebut dapat dirumuskan pemahaman umum secara sederhana
bahwa kreteria atau syarat masalah yang baik (layak) dapa diteliti adalah:
a.
Masalah harus
mencerminkan kebutuhan
b.
Masalah penelitian
harus asli
c.
Masalah penelitian
harus mempunyai kegunaan
d.
Masalah penelitian
harus mempunyai alternatif pemecahan
e.
Masalah harus
menguntungkan (layak)
f.
Masalah harus
sesuai kualifikasi peneliti
g.
Msalah harus tersedia
data
h.
Masalah mempunyai
kecocokan dengan sponsor
Dari definisi diatas dapat
diartikan bahwa bidang masalah yang luas merupakan pengidentifikasian masalah
yang muncul dalam organisasi dan perlu mengetahui serta menganalisa secara
lebih mendalam apa faktor penyebab timbulnya masalah tersebut.
2.3.
Pengumpulan
Data Awal
Sumadi Suryabrata
(dalam Supardi, 2005:117) menyatakan bahwa “kualitas data
ditentukan alat pengambilan data atau alat pengukurnya”. Sedangkan dalam buku
manajemen penelitian karya Arikunto (1990) membedakan metode pengumpulan data
adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data,
sedangkan instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan yang
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah. Nazir (1999) menyebutkan bahwa pengumpulan data tidak
lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data awal merupakan langkah
penting yang perlu dilakukan dalam kegiatan penelitian sebagai alat pemecahan
masalah dalam sebuah perusahaan oleh karena itu didalam proses penelitian perlu
adanya pengumpulan data-data yang dilakukan oleh para peneliti. Berikut
bagian-bagian yang
harus disiapkan dalam
pengumpulan data awal :
2.3.1. Informasi
Latar belakang mengenai Organisasi
Menurut
sekaran (2007:77) informasi latar belakang berguna untuk mengetahui dengan baik
latar belakang perusahaan atau organisasi yang dipelajari. Informasi latar
belakang belakang meliputi faktor kontekstual yang penting. Beberapa panduan
jasa bisnis dan dokumen bisnis lain yang tersedia di organisasi dan web.
Informasi latar belakang mencakup asal usul dan sejarah perusahaan, kapan
berdiri, jenis bisnis, tingkat pertumbuhan, kepemilikan serta kontrol, ukuran
dalam hal karyawan, asset, piagam, lokasi, sumber daya, hubungan saling
ketergantungan dengan institusi lain, lingkungan eksternal, dan posisi keuangan
selama 5 hingga 10 tahun terakhir.
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi latar belakang mengenai
organisasi merupakan tahap awal dari pengumpulan data yang harus dilakukan
peneliti yang akan berguna dalam menyelidiki persoalan perusahaan. Apabila
seorang peneliti telah mengetahui mengenai informasi latar belakang perusahaan
tersebut maka akan dengan mudah bagi seorang peneliti untuk mengumpulkan
data-data selanjutnya karena aspek situasi perusahaan sudah dapat diketahui
dengan baik.
2.3.2.
Informasi mengenai Faktor Struktural dan Filosofi Manajemen
Menurut
Sekaran (2007:78) Informasi mengenai
kebijakan, struktur, arus kerja, filosofi manajemen dan semacamnya bisa diperoleh
dengan mengajukan pertanyaan langsung ke manajemen. Pengumpulan informasi
semacam ini sangat berguna manakala sistem, proses prosedur yang baru
ditetapkan tidak menunjukan hasil yang diharapkan .
Teguh
(2005:121) menyatakan bahwa kebijakan prosedur dalam peraturan perusahaan dapat
diperoleh dari catatan dokumen perusahaan, data yang diperoleh melalui sumber
yang sudah ada disebut data sekunder. Data sekunder adalah jenis data yang
diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian
lapangan, baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif data sekunder ini
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti perusahaan swasta, pemerintah,
perguruan-perguruan tinggi swasta, lembaga-lembaga peneliti swasta maupun
instansi-instansi pemerintah baik yang berada ditingkat yang paling bawah yaitu
tingkat desa maupun tingkat pusat.
Menurut
Davis dan Filley (dalam Ukas, 2004) Filosofi manajemen adalah bagian yang terpenting dalam
pengetahuan dan kepercayaan yang memberi dasar luas untuk menetapkan pemecahan
permasalahan manjemerial. Filosofi manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan
seorang manajer. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok
untuk memberikan petujuk yang sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan.
Filosofi manajer juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai
berpikir, filosofi manajerial amat berguna karena dapat digunakan untuk
memperoleh bantuan dan pengikut. Filosofi manajemen memberikan pemikiran dan
tindakan yang menguntungkan dalam manajemen dan membantu pada sifatnya yang
dinamis dan memberi tantangan.
2.3.3. Persepsi, Sikap, dan Respon Perilaku
Menurut Sekaran (2007:80) Persepsi, sikap, seorang
karyawan dapat diketahui dengan cara berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama
lain. Dengan berinteraksi yang baik kita akan mengetahui informasi yang
bermanfaat. Pemahaman tentang sikap dan respon perilaku anggota organisasi
sering sangat membantu dalam mencapai definisi masalah yang tepat.
Responden dapat didorong pada tahap wawancara untuk
berbicara mengenai pekerjaan mereka, faktor terkait pekerjaan, dan tidak
terkait pekerjaan lainnya serta sikap, nilai, persepsi, dan perilaku mereka,
yang sebagian diantaranya mungkin memengaruhi kinerja ditempat kerja. Berbicara
dengan beberapa orang dari berbagai level dalam organisasi akan memberi
pewawancara dari gagasan yang baik mengenai dinamika yang berlaku dalam sistem.
2.4.
Survei
Literatur
Setelah
mengidentifikasi satu topik yang
dapat dan perlu diteliti barulah peneliti bisa melakukan survei literatur atas topik tersebut. Survei literatur memiliki
beberapa tujuan utama : menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian
lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu,
menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada dan mengisi
celah-celah penelitian-penelitian sebelumnya (Cooper, 1984: Marshall &
Rossman, 2006) dalam Creswell (2013:40) tinjauan ini juga dapat menyediakan
kerangka kerja dan tolak ukur untuk mempertegas pentingnya penelitian tersebut,
seraya membandingkan hasil-hasilnya dengan penemuan-penemuan lain. Semua atau
beberapa alasan ini bisa menjadi dasar bagi penelitian untuk menulis
literatur-literatur yang relevan didalam penelitannya.
Dalam
Supardi (2005:61-62) untuk
memperoleh berbagai teori, konsep, variabel, hubungan-hubungan variabel serta
data-data sekunder sebagai langkah awal kegiatan penelitian. Hanya akan diperoleh melalui usaha atau
kegiatan membaca, mencermati, mengenali dan membahas bahan bacaan. Bahan survey
literature merupakan sumber dan gudang ilmu pengetahuan baik berupa teori,
konsep, variabel, hubungan variabel maupun kenyataan hasil penelitian yang
sudah dilakukan penelitian yang lainnya. Kegiatan membaca, mencermati,
mengenali, dan menguraikan bahan bacaan, inilah yang disebut survey literature.
Dengan demikian peneliti memang harus akrab dengan bahan bacaan agar diperoleh
bahan referensi pelaksanaan penelitian secara lengkap.
Dari
pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa survei literatur merupakan tinjauan
dari sumber-sumber data yang dikumpulkan dalam proses penelitian sumber data
tersebut diperuntukan sebagai pembuktian bahwa penulisan karya atau penelitian
yang dibuat berasal dari sumber yang terpercaya. Yang dimaksudkan sumber
terpercaya yaitu seperti buku, jurnal, surat kabar, majalah, laporan konferensi
dan lainnya yang telah diakui kebenarannya.
2.4.1.
Alasan
untuk Survei Literatur
Dalam
Supardi (2005:62) menyatakan alasan survei literatur adalah untuk mencermati,
mengenali dan membahas rencana penelitian secara teoritik, konseptual, dan
menemukan bebagai variabel penelitian dengan hubungannya serta hasil penelitian
terdahulu. Kesemuanya ini merupakan bahan yang sangat penting sebagai
persiapan untuk melakukan kegiatan penelitian sebagai sarana untuk memberikan
bobot atau kualitas awal kegiatan penelitian. Bahan bacaan ini sebagai
referensi yang merupakan landasan yang kokoh dalam melaksanaannya suatu
kegiatan penelitian.
Menurut Sekaran (2007:84) survei literatur memastikan bahwa:
1.
Variabel penting yang
kemungkinan besar mempengaruhi situasi masalah
tidak terlewatkan dalam studi.
2.
Gagasan yang lebih
jelas akan muncul, misalnya variabel apa yang paling penting untuk
mempertimbangkan (sifat hemat), mengapa variabel tersebut dianggap penting dan
bagaimana variabel diinvestigasi untuk memecahkan masalah. Dengan demikian,
survei literatur membantu
penyusun kerangka teoritis dan hipotesis penguji.
3.
Pernyataan masalah
dapat dibaut dengan tepat dan jelas.
4.
Sifat dapat diuji dan
dapat ditiru dari temuan penelitian saat ini meningkat.
5.
Peneliti tidak
mengalami risiko “menentukan kembali roda” yang memboroskan usaha dengan mencoba
menemukan kembali sesuatu yang sudah diketahui.
6.
Masalah yang diselidiki
diterima oleh komunitas ilmiah sebagai relevan dan penting.
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan
bahwa survei
literatur dilakukan untuk mengetahui secara jelas dan logis mengenai karya penelitian yang dilakukan pada
waktu investigasi. Survei literatur juga dilakukan untuk menginvestigasi dan
menyoroti variabel-variabel penting dari penelitian sebelumnya dan akan
berkonstribusi pada dasar pengetahuan yang kuat dan telah ada sebelumnya.
2.4.2.
Mengadakan Survei Literatur
Dalam Creswell (2013:46) Survei literatur berarti menempatkan
dan menyimpulkan kajian-kajian tentang suatu topik tertentu. Kajian-kajian
tersebut sering kali berupa studi-studi penelitian (karena anda menang tengah menggarap suatu
penelitian), tetapi kajian-kajian ini bisa juga meliputi artiket-artikel atau
pemikiran-pemikiran yang memberikan kerangka kerja dalam menjelaskan suatu
topik. Ada banyak cara dalam mengadakan survei literatur, tetapi sebagian besar
sarjana melakukannya dengan cara yang sistematis untuk menangkap, mengevaluasi,
dan menyimpulkan pustaka atau literatur yang ada. Langkah pertama yang harus
dilakukan dalam mengadakan survei literatur adalah memulainya dengan mengidentifikasi
topik persoalan dari sumber yang relevan, langkah selanjutnya dilakukan dengan
mengumpulkan informasi yang sesuai dengan persoalan yang sedang dibahas melalui
hasil pembacaan beberapa buku dan sumber lainnya. Kemudian langkah terakhir
yang harus dilakukan adalah menulis tinjauan literatur.
2.4.2.1.
Mengidentifikasi
Sumber Relevan
Dalam
Creswell (2013:47) Langkah awal yang harus dilakuakan
dalam mengidentifikasi topik pembahasan dapat ditemukan dalam beberapa
referensi seperti jurnal-jurnal dan buku-buku yang berhubungan dengan
penelitian tersebut. Namun, dengan teknologi yang semakin modern mencari
sumber-sumber topik permasalahan bisa diakses dengan mudah, kebanyakan
perpustakaan saat ini sudah memiliki database terkomputerisasi untuk mencari informasi
mengenai berbagai hal.
Mengidentifikasi sumber yang relevan berarti mencari
judul-judul hasil penelitian, seperti artikel, karangan lmiah, dan juga buku
serta sumber-sumber lain yang berkaitan langsung dengan masalah yang akan
diteliti dan sumber-sumber tersebut bisa dipercaya atau sudah diakui
kebenarannya.
2.4.2.2. Menyarikan Informasi Relevan
Dalam
Creswell (2013:47) Informasi yang relevan bisa didapatkan
dari sumber-sumber seperti perpustakaan, jurnal-jurnal, artikel, surat kabar,
majalah, tesis master, ataupun sumber-sumber lain yang sesuai dengan topik
penelitian. di era saat ini mendapatkan
informasi tersebut dapat dengan mudah didapatkan melalui sistem online.
Informasi yang dibutuhkan sudah tersedia pada basis data
yang telah di review dan direkomendasikan oleh para peneliti ilmu sosial
seperti ERIC, PyscINFO, Sociofile, Social Science Citation Index, Google
Schoolar, ProQuest, dan sebagainya. Database-database ini sudah bisa diakses
secara online, bahkan beberapa diantaranya sudah tersedia dalam bentuk CD-ROM.
2.4.2.3. Menulis Tinjauan Literatur
Ada dua pemahaman berdasarkan konteks yang berbeda dalam
menggunakan konsep ini, pertama dalam melaksanakan tinjauan literatur berarti
meninjau kembali literatur ilmiah, sedangkan jika menulis tinjauan literatur
berarti menulis ringkasan dari penelitian. Menurut Hart
(dalam Roselle & Spray, 2008:18) mengartikan tinjauan
literatur dalam dua penegertian pertama pemilihan dari dokumen yang ada, yang
berisi informasi, ide, data dan bukti. Lebih jauh Hart menjelaskan bahwa pemilihan
tersebut ditulis dari bagian khusus untuk memenuhi tujuan peneliti dan
bagaimana menginvestigasi. Selain itu menurut Hart (1998) tinjauan literatur
juga merupakan evaluasi yang efektif dari dokumen-dokumen yang ada dan
berhubungan dengan penelitian agar lebih berrguna.
Maka dapat disimpulkan bahwa tinjauan literatur merupakan
proses meninjau dan membaca literatur yang sudah tersedia, yang berhubungan
dengan topik penelitian, dan mendukung nilai guna dari penelitian serta
bertujuan untuk memperoleh kebenaran ataupun koreksi dari penelitin yang sedang
dilakukan. Tinjauan literatur dilakukan dengan mengutip penulis dan tahun
studi.
2.5.
Definisi
Masalah
Dalam
Usman dan Purnomo (2008) definisi masalah dalam hal ini
menyangkut usaha untuk menyatakan secara tersurat pernyataan penelitian apa
saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya atau bisa
disebut rumusan masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah
ini merupakan pernyataan yang lengkap dan rincian mengenai ruang lingkup
masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan
masalah. Suatu perumusan masalah yang baik telah menjawab setengah pernyataan
dari masalah, masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu
memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berfikir kita.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa definisi masalah merupakan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang
akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, pertanyaan-pertanyaan
tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa dan apa
saja yang ingin dikaji serta dicari tahu oleh peneliti.
Contoh
masalah yang didefinisikan dengan baik :
1.
Bagaimana pengaruh
kemasan baru terhadap penjualan produk ?
2.
Seberapa besar
pengaruh harga dan kualitas pada penilaian konsumen terhadap produk ?
(Sekaran 2007:94)
2.6.
Implikasi
Manajerial
Implikasi
berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil
penelitian yang baru dilakukan. Implikasi manajerial menyajikan berbagai
implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan
dalam penelitian. Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi
manajemen.
Manajer sering kali melihat symptons dalam situasi permasalahan dan
memperlakukannya seolah masalah itu nyata, membuatnya frustasi ketika upaya
permasalahannya tidak berhasil. Memahami urutan penyebab masalah konsekuensi
dan memiliki informasi relevan menjadi penting untuk memahami masalah
sesungguhnya, masukan manajer akan membantu peneliti mendefinisikan masalah dan
mengkonfirmasi teori-teori tentang faktor-faktor situasional masalah utama.
Manajer yang menyadari definisi masalah dengan benar akan dapat mencari solusi
yang tepat.
2.7.
Isu
Etis dalam Tahapan Investigasi Awal
Isu adalah pokok yang berkembang dimasyarakat atau
disuatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian, dan
dikemukakan untuk ditanggapi pihak-pihak tertentu. Sedangkan Etika berasal dari
kata Yunani, yaitu ethos. yang berarti
adat istiadat atau kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun
pada kelompok masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara atau
aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang baik (Zimmrere 1996:20). Etika
adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang
tidak benar.
Kode
etika penelitian adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan proses
penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. David B. Resnik,
J.D, Ph.D dalam “what is ethics in research and why is it important” mendifinisikan etika sebagai metode,
prosedur dan presfektif yang digunakan untuk bertindak dan menganalisa sebuah
permasalahan kopleks. Etika penelitian ini juga dapat dikatakan sebagai suatu
sikap dan acuan yang haruslah dijunjung tinggi dalam melakukan suatu penelitian
agar penelitain dapat berjalan dengan lancar. Etika research mengemukakan
sebagai sebuah kajian sejak akhir perang dunia II dan berlanjut hingga awal
1990. Urgensi etika research berawal dari isi-isu dalam penelitian kesehatan
dan berkelanjut kepada isu-isu dibidang sosial dan kajian kontenporer lainnya. Internasional
review board (IRB) kemudian menjadi institusi yang melakukan peninjauan
terhadap proposal dari berbagai riset, menjamin hak seorang peneliti atas hasil
risetnya untuk mencegah adanya pengabaian etika riset dalam penelitian (resnik,
n.d.).
Contoh
pelanggaran etika adalah plagiarisme, mengubah (manipulasi) data atau
informasi, menyalahgunakan data atau informasi, pengakuan dan mengubah data
atau informasi tanapa ijin, publikasi atas penelitian penugasan tanpa ijin,
tidak merahasikan sumber data yang semestinya dirahasikan, tidak menghormati
reponden, dan tidak menyusun laporan hasil penelitian.
Contoh
masalah isu etis dalam tahapan investigasi awal :
Sekaran
(2007:94) Johns Hopkins University terlibat dalam masalah etis karena diduga
keras memanfaatkan manusia untuk eksperimen ilmiah yang berisiko. Pengadilan
banding di Maryland berperkara dengan universitas terkemuka tersebut terkait
penelitiannya ditahun 1990-an ketika mereka menempatkan ratusan bayi dan bocah
miskin dan minoritas ke dalam risiko kesehatan yang besar tanpa memperingatkan
orang tua mereka. Beberapa anak menurut surat kabar, kini menderita
ketidakmampuan belajar dan kerusakan kognitif karena keracunan.
BAB III
KESIMPULAN
Proses penelitian adalah langkah-langkah untuk mengetahui
ataupun mengidentifikasi bidang masalah yang luas , lalu mengumpulkan data awal
seperti informasi mengenai latar belakang organisasi, informasi faktor
struktural dan filosofi manajemen, persepsi, sikap dan respon perilaku karyawan
serta melakukan survei literatur dan menulis tinjauan literatur. Dalam proses
penelitian juga harus dilakukan perumusan masalah ataupun menguraikan
variabel-variabel penelitian dengan jelas untuk mengetahui kemana sebenarnya
penelitian akan dibawa dan apa saja yang akan dikaji serta dicari tahu oleh
peneliti. Setelah masalah diidentifikasi dan data-data yang dibutuhkan telah
terkumpul barulah tiba pada kesimpulan akhir dengan menginterpretasikan arti
dari hasil analisis data yang telah diperoleh untuk pemecahan masalah yang
terjadi di dalam organisasi
DAFTAR
PUSTAKA
Creswell,
Jhon W. 2013 . Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Iskandar. 2004. Peran Etika Bisnis Dalam Pembangunan Akhlak Mulia. Universitas
ARS Internasional Bandung. Diakses 11 November 2015.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=134825&val=1588&title=peranan%20etika%20bisnis%20%20dalam%20pembangunan%20ahlak%20mulia
Nawawi,
H. Hadawi & Martini, Mini. 1996 . Penelitian
Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Roselle, Laura & Sharon, Spray. 2008
. Scholarly Literature and The Literature Riview in Research writing in
International Relation. New York: Pearson Longman
Sekaran, Uma. 2007 . Research Methods
For Business. Jakarta: Salemba Empat
Setyosari, Punaji. 2012. Metode
Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Surya Kencana
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Supardi. 2005. Metode Penelitian
Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press
Tahir, Muh. 2011. Pengantar
Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Teguh, Muhammad. 2005. Metode
Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rajagarindo Persada
Ukas, Maman. 2004. Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini Bandung
Usman, Husaini & Purnomo. 2008. Metode
Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Wiersma, William. 1991. Research
Methods in Education: an Introduction. Boston: Allyn and Bacon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar